Jumat, 29 April 2011

Kepompong vs Kedondong

Suatu Proses dalam Persahabatan

“Persahabatan bagai kedondong…”
Kalimat itu dinyanyikan oleh Andre malam ini (28/04/11) namun langsung diluruskan oleh Sule yang langsung diakui kesalahannya oleh Andre. Mimik Andre ketika kalimatnya diluruskan Sule sangatlah lucu, keterkejutannya dengan mulut menganga benar-benar memancing tawa.
Wajarlah, nyanyian diatas memang untuk memancing tawa, membuat kita berhenti sejenak dalam memikirkan penatnya kehidupan—refreshing kata orang-orang. Opera Van Java memang luar biasa, hehehe.
Walau acaranya lucu-lucuan dan memang untuk ini saya menonton alias nobauni kata orang Mongondow, namun harus saya akui tulisan ini terinspirasi dari sini.
Kita bayangkanlah antara KEDONDONG dan KEPOMPONG, jelas jauh bedanya kan?
Kedondong adalah buah yang terlihat cukup mulus dari luar tapi rasanya uasam buanget, belum lagi didalamnya yang ternyata sangat tidak beraturan—bisa dikatakan justru yang berduri itu yang didalamnya.
Sementara kepompong adalah masa suatu proses yang mengantarai ulat dengan kupu2. Ulat, cukup sedikit yang menyenanginya—terlebih saat ini sedang terjadi demam ulat di mana2, bahkan ada racun yang diciptakan untuk membasmi ulat. Sedangkan kupu2, siapa yg tak menyenanginya? Kupu2 telah menjadi symbol keindahan yang luar biasa—seorang perempuan tidak marah jika dia disebut cantik seperti kupu2, asal jangan dikatakan kupu2 malam saja, hehehe. Hal lainnya, ternyata kepompong ini luar biasa kuat sehingga berharga mahal, baju dari kepompong ini harganya hanya bisa dijangkau oleh mereka yang diberi harta berlimpah.
Bagaimana dengan persahabatan anda? Seperti kedondongkah atau kepompong?

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB