Kamis, 16 Februari 2012

RUMAH DINANGOI


Menu di Rumah Dinangoi, Buku pun ada :)


Dinangoi adalah makanan khas masyarakat Bolaang Mongondow Raya, Sulawesi Utara. Karena kekhasannya ini maka kami mendirikan warung makan yang didaerah kami biasa disebut "kantin" dengan nama RUMAH DINANGOI. Namun tak hanya Dinangoi yang dijual di RUMAH DINANGOI, bahkan buku yang khas Bolmong Raya pun di jual di sini.
Dinangoi dibuat dengan membakar sagu di dalam satu tatakan yang terbuat dari tanah liat. Di atas sagu diletakan aneka bumbu yang akan menjadi rasa dari dinangoi tersebut. Saat ini di RUMAH DINANGOI terdapat :
1. Dinangoi isi ayam ==> Rp 5000,- / buah
2. Dinangoi Rasa durian ==> Rp 3500,-/buah
3. Dinangoi Rasa gula merah ==> Rp 3000,- / buah
4. Dinangoi kelapa ===> Rp 2000,- / buah
5. Dinangoi rasa keju ==> Rp 3500,- / buah
6. Dinangoi bumbu ==> Rp 2000,- / buah
7. Dinangoi biasa ==> Rp 1000,-/buah
Kuliner lainnya yang khas adalah Inambal. Di Gorontalo, jenis makanan ini disebut ilabulo. Untuk inambal terdapat:
1. Inambal kukus ==> Rp 1500,-/buah
2. Inambal panggang ==> Rp 2000,- / buah
Di RUMAH DINANGOI juga terdapat kopi khas Kotamobagu, jagung bakar, tunutuan, mie dan bakso. Ke depannya, kuliner yang khas daerah akan dikembangkan.
RUMAH DINANGOI pun menjual novel yang berlatar Bolmong Raya.

Pengembangan
Ke depannya kami berencana akan mengembangkan RUMAH DINANGOI menjadi tempat wisata kuliner, tempat diskusi, perpustakaan, sekber dari Perhimpunan Putra Totabuan (PINOTABA), klub MOBOIS (Mobaca bo Momais/Membaca dan Menulis), kantor dari Gerbang Pasifik (penerbit buku Mongondow)
Mohon doa dari pembaca sekalian. Kalau ingin membantu pun kami mempersilahkan :)
==========================
Menu baru di Rumah Dinangoi
Sejak malam minggu (25 Februari 2012), Rumah Dinangoi menyajikan menu baru, yaitu Dinangoi + Ayam Santan dan Dinangoi + Ikan Santan.
Ayam santan di Bolmong lebih sering disebut "pinogi'ot", sementara ikan berasal dari ikan air tawar yang dibakar kemudian dibuatkan bumbu dan disantan. Rasanya renyah, terlebih ketika di makan dengan dinangoi yang bersumber dari sagu.
Kami bukan semata-mata berbisnis, tapi melestarikan tradisi yang sudah cukup lama menghilang.
 


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB