Selasa, 31 Mei 2011

Aki Gaul

Aki, demikian kami biasa menyebut kakek2 dimana segala jenis rambut  yang menempel ditubuhnya sudah memutih semua itu. Kulit ditubuhnya pun sudah keriput, tapi gigi masih putih utuh dengan bekas menginang yang jelas kelihatan.

Usianya sudah 28--eh, kebalik dink. Namun badannya masih dari cara duduknya masih terlihat kekekaran. Jangan salah lho, si Aki masih sering melakukan 5:1--jangan berpikir jorok yach. 5:1 itu adalah sistem panen padi di di wilayah ORANG KOTA ini--dalam setiap 5 kaleng maka ada 1 kaleng yang menjadi hak para pemanen. Dan kabarnya, si Aki baru saja ikut mengeluarkan sekitar 500 karung padi dari sawah tempat mereka melakukan 5:1.

Mereka yang ikut 5:1 ada 20 orang, lu bayangkanlah--berarti masing-masing harus mengangkut 25 karung yang beratnya berkisar 50-60 kg. Dan sekarang si Aki sedang duduk di bale2 rumah bersama kami, tanpa terlihat lelah sama sekali.

Jangan-jangan si Aki telah mengeluarkan jurus Lengkebong lagi, hihihi.

Aki duduk bersilah dengan gagahnya, dihadapannya ada kopi bercampur jahe yang kental serta sangkara yang besarnya seperti tangannya si Aki. Gigi Aki yang masih kuat memang sangat memungkinkan untuk mengunyah kuliner has Bolmong itu. Kekuatan gigi Aki ini menampakan keangkuhan yg luar biasa. Gara-gara si gigi (sengaja nggak ditulis dengan huruf besar, soalnya takut disomasi sama Arman Maulan cs, hehehe), Aki tak ingin makan bubur walau sakit sekalipun. Dan tentu tak ketinggalan sirih penginang yang membuat giginya selalu nampak kinclong begitu.

Benda lain dihadapan Aki, ada dua hanphone belekbery (demikian Aki menyebutnya), laptop yang disambungkan ke dunia maya dengan modem, juga ada seperangkat alat sholat dibayar tunai--lha ngomong apa kita? hahaha

Tentang keberadaan alat-alat modern ini, menurut Aki dia pesan dari cucunya bernama OMPU yang ada di Betawi sono.

"Saya mendesak Ompu untuk mengirimkan barang-barang ini karena saya dengan dunianya si Maya bisa dilihat dari sini. Saya sudah sangat merindukan ba'ai kalian itu," katanya dengan mimik sedih.

Oh yach, sekilas info saja, isteri Aki bernama Maya. Sebenarnya sosok yang kami biasa panggil Ba'ai ini masih hidup walau tentu kekeriputan serta keputihan rambut sudah sama dengan Aki. Tapi entah mengapa Aki menganggapnya seperti sudah tiada.

"Lagipula, kita ini kan ORANG KOTA, masak berhubungan dengan dunia si Maya saja nggak bisa. Dan benar lho, setelah saya buka-buka dunianya si Maya maka saya mendapatkan banyak Maya di sana. Sayang Mayanya tak bisa disentuh saja," katanya terkekeh.

Ya iyalah, masak ya iya donk. Dunia Maya kok mau disentuh. Na'onda bi'? 

"Tapi harus juga Aki pesankan pada kalian yach para cucu, di sini ternyata ada si Maya negatif dan ada juga si Maya yang positif. Ambillah yang positif dan dalami yang negatif..."

"Lho.."

"Jangan protes dulu. Dalami dan jadikan ke arah positif--yach minimal kalian tak melakukan perbuatan negatif, itu kewajiban lho."

Kami mengangguk-angguk.

"Seperti ini. Lha, kenapa ada yang bilang kita dari telur? Ini juga, kenapa ada yang bilang ada nenek moyang kita yang turun dari langit? Yang ini pula, kenapa ada yang bilang para Bogani sebesar rumah? Apalagi dikatakan ORANG KOTA itu dari bangsa yang bar-bar.Heran de ah," kata Aki sambil memilinkan tangan dan menggigit jari mirip Wendi di OVJ.

"Lha, kalau begitu harus diluruskan donk, Aki," kata kami.

"Apanya yang diluruskan. Memangnya ada yang bengkok?"

Kami: ????

"Kan sudah saya katakan, dalami yang negatif dan jadikan positif. Berarti otak kalian perlu diservis semua karena sudah berpikir jorok ketika dikatakan sesuatu yang negatif. Ada yang putus dari urat kemaluan kalian."

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB