Jumat, 05 November 2010

KEMBALI KE KARAKTER BOLMONG


Perbincangan dengan Mohammad Agung Adati
Membicarakan Bolaang Mongondow dari sudut sejarah, adat dan budaya akan selalu mengasyikan. Sehingga membuat kita terkadang lupa waktu yang dalam bahasa Mongondow disebut “mokoanga’”. Membicarakan sejarah, adat dan budaya Bolaang Mongondow memang cukup bermanfaat. Selain kita bisa rehat dari memikirkan ribetnya persoalan ke-Bolmong-an aktual, juga dapat mengalirkan energi baru pada kita untuk membangun Bolaang Mongondow sehingga menjadi kuat dan di segani karena sisi sejarah, adat dan budaya memang mengandung spirit yang luar biasa.
Ini yang terjadi ketika kami berbincang dengan Agung Adati.
Pembicaraan dengan Kak Agung, demikian kami biasa memanggil beliau, dimulai dari sebuah pertanyaan yang terkait dengan pencitraan Kota Kotambagu ke luar Sulawesi Utara sehingga bekas ibu kota Bolaang Mongondow mendapat perhatian yang layak dari warga Indonesia di luar Sulut.
Setelah mempertimbangkan berbagai hal, selain ada beberapa factor yang bisa dikemukakan, maka kami pun sepakat bahwa budaya dapat menjadi salah satu brain image Kota Kotamobagu.
“Budaya tersebut bersumber dari karakter masyarakat sehingga dipandang sebagai bagian dari karakter bersama,” jelas Kak Agung.
Lebih lanjut, Kak Agung mengungkapkan bahwa karakter masyarakat Bolaang Mongondow seperti jujur, tegas, berani, dan hebat dalam berdiplomasi.
“Saya terkadang bingung, apa bukan karena factor kejujuran yang berlebihan yang membuat kita muda diakali atau kasarnya dimusuhi oleh musuh-musuh kita di masa lalu. Namun ketika melihat kepintaran kita berdiplomasi, saya menyimpulkan bahwa kejujuran tak mengakibatkan kita dirugikan,” lanjutnya.
Kak Agung benar. kejujuran tak mengurangi wilayah kekuasaan dan kekuatan Bolaang Mongondow di masa lalu. Bahkan memperkuat internal wilayah ke-Punu’-an. Kepasrahan Paloko atau rakyat dalam menggantungkan nasibnya pada Kinalang atau penguasa diimbangi Kinalang dengan benar-benar berbuat untuk mensejahterakan rakyatnya serta membentengi wilayah ke-Punu’-an dari kemungkinan penguasaan luar. Kejujuran juga memperkokoh jalinan persahabatan dengan kerajaan serta bangsa yang benar-benar ingin bersahabat dengan ke-Punu’-an Bolaang Mongondow. Kejujuran ini dipadu dengan kecerdasan diplomasai para Punu’ dalam kerangka melindungi ke-Punu’-an memang terbukti dapat memperkokoh wilayah ke-Punu’-an. Perkawanannya dengan Ternate di Maluku, Bone di Makasar, Sriwidjaya di Sumatera dan Spanyol bukanlah tanpa maksud mengingat adanya persaingan antar kerajaan besar pada masa itu. Ini yang membuat Bolaang Mongondow selalu setara dengan kerajaan lain. Belanda bisa menguasai dan menjajah Bolaang Mongondow karena Nusantara, termasuk Bolaang Mongondow memang disepakati oleh bangsa Eropa untuk diserahkan pengaturannya kepada Belanda.
“Saya tak tahu apa karakter ini masih ada pada masyarakat Bolaang Mongondow saat ini, namun secara pribadi saya harus mengakui bahwa karakter-karakter ini telah mengalami degradasi,” kata Kabag Humas Pemkot Kotamobagu ini.
Tentang ini, alumni Pasca Sarjana UGM ini menguraikan bahwa penjajahan Belanda yang dilanjutkan Jepang dan disambung dengan peniruan yang salah terhadap kehidupan modern saat ini telah memberi andil yang besar dalam degradasi budaya Bolaang Mongondow.
“Penjajah tentu punya alasan yang kuat untuk memanfaatkan budaya kita untuk keuntungan mereka. Alam modern juga membuat kita hanyut tanpa sengaja. Semua ini membuat budaya serta karakter kita perlahan luntur,” ujarnya.
Pemerintah Kota Kotamobagu sebagai ibu kota Bolaang Mongondow sejak masa Punu’ sampai daerah ini dimekarkan menjadi Kota, sangat menyadari hal ini. Karena itu, dalam visinya dimasukan kalimat “berbudaya” yang bisa diterjemahkan dalam berbagai bentuk kegiatan kongkrit sehingga karakter Bolaang Mongondow dapat kembali lagi.
“Visi ini menurut saya pribadi akan mengembalikan karakter ke-Bolmong-an kita, yang akan memperkuat kita,” pungkasnya. (Anuar Syukur)

Artikel Terkait:

2 komentar:

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB