Memang benar, Malang merupakan kota tua karena di sini Ken Arok memulai kerajaan Singosari yang terkenal itu. Juga di sini markas awal Kodam Brawidjaya yang punya peran besar dalam mengatasi apa yang dinamakan “pemberontakan daerah” di awal kemerdekaan.
Di luar itu semua, kita harus tahu bahwa Malang merupakan daerah pedalaman. Dari Surabaya Anda masih harus melewati Sidoarjo dan Pasuruan sebelum sampai di Malang . Dengan hilangnya Singosari jauh sebelum Indonesia serta munculnya sipil sebagai pengendali kehidupan bernegara, merupakan suatu yang luar biasa ketika Malang tetap eksis, bahkan menjadi daerah kedua terbesar setelah Surabaya.
“Di daerah lain tak begini. Jakarta punya satelit Bogor, Tangerang dan Bekasi yang biasa disebut Jabotabek, di Makasar punya satelit di sekelilingnya, serta Medan, bahkan Manado juga menerapkan hal yang sama,. Tapi yang terjadi di Jawa Timur sangatlah lain. Malang seolah menjadi wilayah tersendiri yang lepas dari Surabaya. Di wilayah yang merupakan gabungan dari dua Kota (Malang dan Batu) dan satu Kabupaten (Malang) yang biasa disebut Malang Raya, seolah hidup tersendiri di luar Jawa Timur. Ini sungguh luar biasa,” kata Heri Abudi yang pernah kuliah di Malang.
“Yang luar biasa bagi saya sebagai warga Bolaang Mongondow, khususnya warga Kotamobagu, kondisi Malang sangatlah sama dengan Bolaang Mongondow, khususnya Kotamobagu. Kepedalamanan Malang akan kita temukan di Kotamobagu. Ditilik dari sejarah juga sama, di Malang ada Singosari maka di Kotamobagu pernah ada kerajaan besar yang Danoeber sebut kerajaan “Boelan”. Memang pasca kemerdekaan, bahkan ketika masih di masa penjajahan Belanda, peran Kerajaan Boelan sudah tidak sehebat ketika Bolaang Mongondow masih diperintah “punu’” dengan pemimpinnya Damopolii maupun Mokoagow, tapi sejarah juga mencatat bahwa di Sulawesi Utara yang ada hanya kerajaan Boelan,” lanjut Heri.
Melihat ini, Heri optimis Kotamobagu akan dapat berkembang menjadi sebuah Kota besar. Tergantung bagaimana seluruh elemen yang ada di Kotamobagu bahu membahu dalam membangun Kota yang kita cintai ini. Dan menurut saya, akan lebih baik jika eksekutif maupun legislative mengarah ke Malang kalau studi banding sehingga mendapat gambaran yang tepat dalam membangun Kotamobagu.
“Malang punya prototype yang sama dengan kita sehingga sangat pantas kalau kita jadikan contoh dan saya meyakini kita akan besar jika kita mencoba membangun seperti Malang. Karena itu, saya menyarankan, ada baiknya jika pemerintahan kita yang ada di eksekutif dan legislative melakukan studi banding ke sana,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"