Senin, 09 April 2012

TIRANI PERPUSTAKAAN KOTAMOBAGU 3


Langkah Perbaikan
Ada usul yang bersifat solusi, yaitu saya diminta untuk mengambil jalan lain sesuai kebutuhan saya.
Oh ya, sekedar info saja, saya memang membutuhkan anggaran dalam waktu dekat ini. Bukan untuk kebutuhan pribadi saya karena kebutuhan pribadi saya sudah bisa dipenuhi dari kerja-kerja lainnya. Tapi, dipenghujung bulan ini novel RELASI HITAM SANG AKTIVIS akan terbit dalam rangka menyambut hari reformasi 23 Mei nanti. Penerbitan bukan lagi sekadar untuk konsumsi lokal tapi akan edar di toko-toko buku seperti novel JATUHNYA SANG BINTANG. Saat ini novel RELASI HITAM SANG AKTIVIS sudah memasuki pracetak yang dilakukan oleh pihak lain. Untuk tahapan pracetak saya masih sanggup, tapi tahap cetak dan pasca cetak saya memang membutuhkan kontribusi dari pihak lain.
RELASI HITAM SANG AKTIVIS ini memang sangat terkait dengan reformasi karena isinya menceritakan sisi lain dari perjalanan reformasi. Novel ini direncanakan akan dibedah di salah satu organisasi besar di Jawa dan akan diberi Kata Pengantar oleh pelaku sejarah reformasi yang juga ahli hukum tata Negara, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra (YIM).
Buat saya, penerbitan RELASI HITAM SANG AKTIVIS tepat waktu cukup penting, tak hanya bagi saya tapi juga penting untuk Bolaang Mongondow Raya. Penerbitan RELASI HITAM SANG AKTIVIS akan sama dengan penerbitan JATUHNYA SANG BINTANG yang akan mengikutkan juga logo-logo Bolaang Mongondow Raya. Endorsement cover belakang pun akan diusahakan dari pihak yang terkait dengan Bolaang Mongondow Raya walau tentu harus berhubungan dengan penerbit untuk kriterianya. Jadi, novel ini akan coba dibahas minimal di luar Sulawesi Utara dan Gorontalo dengan mengetengahkan instrument-instrumen Bolaang Mongondow Raya.
Karena itu, saya memang butuh anggaran yang cepat untuk penerbitan ini. Tapi bukan berarti persoalan Perpustakaan selesai dengan adanya solusi anggaran lainnya ini. Persoalan dengan Perpustakaan sifatnya sangat mendasar.
Perpustakaan memang bukanlah seperti instansi lainnya yang langsung berhubungan dengan publik. Terlebih di lingkungan yang membaca dan menulis belum menjadi tradisi, terkadang keberadaan perpustakaan hanya dipandang sebelah mata. Namun pihak-pihak yang memperhatikan perpustakaan bisa dikatakan orang-orang militan karena tersaring oleh lingkungan. Kekritisannya pun bukan untuk tawar menawar tapi memang untuk perbaikan di mana mereka akan ikut dalam sistem tersebut. Bukan untuk ikut campur tapi untuk memperbaiki sehingga perpustakaan bisa lebih berfungsi.

Perpustakaan dan Keterlibatan Masyarakat
Bagi saya, hubungan dengan perpustakaan bukan sekadar penyedia produk dengan pembeli. Karena dorongan hati maka saya akan menyiapkan diri untuk terlibat lebih jauh lagi. Saya ingin memfungsikan perpustakaan seperti perpustakaan di tempat lainnya.
Malang adalah contoh perpustakaan yang patut ditiru. Di perpustakaan Malang berkembang komunitas membaca dan menulis. Kegiatan-kegiatan terkait dengan buku dan kepenulisan juga dilakukan di sana. Bahkan cukup sering bule yang mengadakan kegiatan di perpustakaan.
Perpustakaan juga sering mengadakan kegiatan yang bekerjasama dengan komunitas. Seperti kegiatan di sekolah-sekolah, kegiatan membaca bersama masyarakat dan lainnya.
Bagi seorang penulis, dia tak hanya berharap bukunya bisa terjual tapi juga bisa terbaca. Begitupun dengan saya. Saya tak sekadar berharap buku saya bisa dianggarkan pengadaannya oleh pihak perpustakaan tapi saya juga ingin bekerja bersama perpustakaan sehingga hubungan dengan perpustakaan tidak sekadar penjual dan pembeli.
Terlebih pemerintah telah mengkampanyekan peningkatan minat baca masyarakat, fungsi dan peran perpustakaan akan sangat besar. Sudah tergambar pada saya apa yang hendak saya lakukan bersama perpustakaan ketika buku-buku saya masuk ke perpustakaan.
Sayangnya yang saya dapatkan jauh gantang dari api. Keberadaan saya nilainya tak lebih dari tumpukan rupiah. Sehingga munculah pernyataan bahwa saya ingin mengkoptasi anggaran, sebuah kata lain dari kerakusan. Ini kekeliruan penilaian dari orang yang keliru penempatannya oleh Walikota.
Sungguh saya tak tahu lagi harus mengatakan apa terkait perpustakaan Kotamobagu sekarang.  Andaipun kinerjanya dipandang baik, menurut saya ada baiknya Walikota menempatkan beliau di tempat lain sehingga kebaikannya juga bisa dirasakan oleh tempat lainnya.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB