Langkah
Perbaikan
Ada usul
yang bersifat solusi, yaitu saya diminta untuk mengambil jalan lain sesuai
kebutuhan saya.
Oh ya, sekedar info saja, saya memang membutuhkan
anggaran dalam waktu dekat ini. Bukan untuk kebutuhan pribadi saya karena
kebutuhan pribadi saya sudah bisa dipenuhi dari kerja-kerja lainnya. Tapi,
dipenghujung bulan ini novel RELASI HITAM SANG AKTIVIS akan terbit dalam rangka
menyambut hari reformasi 23 Mei nanti. Penerbitan bukan lagi sekadar untuk
konsumsi lokal tapi akan edar di toko-toko buku seperti novel JATUHNYA SANG
BINTANG. Saat ini novel RELASI HITAM SANG AKTIVIS sudah memasuki pracetak yang
dilakukan oleh pihak lain. Untuk tahapan pracetak saya masih sanggup, tapi
tahap cetak dan pasca cetak saya memang membutuhkan kontribusi dari pihak lain.
RELASI HITAM SANG AKTIVIS ini memang sangat terkait
dengan reformasi karena isinya menceritakan sisi lain dari perjalanan
reformasi. Novel ini direncanakan akan dibedah di salah satu organisasi besar
di Jawa dan akan diberi Kata Pengantar oleh pelaku sejarah reformasi yang juga
ahli hukum tata Negara, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra (YIM).
Buat saya, penerbitan RELASI HITAM SANG AKTIVIS tepat
waktu cukup penting, tak hanya bagi saya tapi juga penting untuk Bolaang
Mongondow Raya. Penerbitan RELASI HITAM SANG AKTIVIS akan sama dengan
penerbitan JATUHNYA SANG BINTANG yang akan mengikutkan juga logo-logo Bolaang Mongondow
Raya. Endorsement cover belakang pun akan diusahakan dari pihak yang terkait
dengan Bolaang Mongondow Raya walau tentu harus berhubungan dengan penerbit
untuk kriterianya. Jadi, novel ini akan coba dibahas minimal di luar Sulawesi
Utara dan Gorontalo dengan mengetengahkan instrument-instrumen Bolaang
Mongondow Raya.
Karena itu, saya memang butuh anggaran yang cepat
untuk penerbitan ini. Tapi bukan berarti persoalan Perpustakaan selesai dengan
adanya solusi anggaran lainnya ini. Persoalan dengan Perpustakaan sifatnya
sangat mendasar.
Perpustakaan memang bukanlah seperti instansi lainnya
yang langsung berhubungan dengan publik. Terlebih di lingkungan yang membaca
dan menulis belum menjadi tradisi, terkadang keberadaan perpustakaan hanya
dipandang sebelah mata. Namun pihak-pihak yang memperhatikan perpustakaan bisa
dikatakan orang-orang militan karena tersaring oleh lingkungan. Kekritisannya
pun bukan untuk tawar menawar tapi memang untuk perbaikan di mana mereka akan
ikut dalam sistem tersebut. Bukan untuk ikut campur tapi untuk memperbaiki
sehingga perpustakaan bisa lebih berfungsi.
Perpustakaan
dan Keterlibatan Masyarakat
Bagi saya, hubungan dengan perpustakaan bukan sekadar
penyedia produk dengan pembeli. Karena dorongan hati maka saya akan menyiapkan
diri untuk terlibat lebih jauh lagi. Saya ingin memfungsikan perpustakaan
seperti perpustakaan di tempat lainnya.
Malang
adalah contoh perpustakaan yang patut ditiru. Di perpustakaan Malang
berkembang komunitas membaca dan menulis. Kegiatan-kegiatan terkait dengan buku
dan kepenulisan juga dilakukan di sana.
Bahkan cukup sering bule yang mengadakan kegiatan di perpustakaan.
Perpustakaan juga sering mengadakan kegiatan yang
bekerjasama dengan komunitas. Seperti kegiatan di sekolah-sekolah, kegiatan
membaca bersama masyarakat dan lainnya.
Bagi seorang penulis, dia tak hanya berharap bukunya
bisa terjual tapi juga bisa terbaca. Begitupun dengan saya. Saya tak sekadar
berharap buku saya bisa dianggarkan pengadaannya oleh pihak perpustakaan tapi
saya juga ingin bekerja bersama perpustakaan sehingga hubungan dengan
perpustakaan tidak sekadar penjual dan pembeli.
Terlebih pemerintah telah mengkampanyekan peningkatan
minat baca masyarakat, fungsi dan peran perpustakaan akan sangat besar. Sudah
tergambar pada saya apa yang hendak saya lakukan bersama perpustakaan ketika
buku-buku saya masuk ke perpustakaan.
Sayangnya yang saya dapatkan jauh gantang dari api.
Keberadaan saya nilainya tak lebih dari tumpukan rupiah. Sehingga munculah
pernyataan bahwa saya ingin mengkoptasi anggaran, sebuah kata lain dari
kerakusan. Ini kekeliruan penilaian dari orang yang keliru penempatannya oleh
Walikota.
Sungguh saya tak tahu lagi harus mengatakan apa
terkait perpustakaan Kotamobagu sekarang.
Andaipun kinerjanya dipandang baik, menurut saya ada baiknya Walikota
menempatkan beliau di tempat lain sehingga kebaikannya juga bisa dirasakan oleh
tempat lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"