Minggu, 08 April 2012

TIRANI PERPUSTAKAAN KOTAMOBAGU 2


Merundingkan Perhitungan
Sejujurnya sempat muncul keraguan untuk mengurai persoalan ini panjang lebar karena memang saya marah besar ketika perundingan terakhir dengan pihak perusahaan. Secara pribadi saya merasa tersakiti. Saya putra daerah, karya saya sangat terkait dengan daerah walau tidak keseluruhannya. Minimal latar cerita maupun tokoh sangat terkait dengan daerah. Pun pembicaaraan dengan elit telah dilakukan dengan baik namun pada pelaksanaannya ternyata tidak seperti yang diharapkan. Bukan saja saya ditolak tapi dikatakan RAKUS KARENA INGIN MENGAMBIL SEMUA ANGGARAN YANG TERSEDIA.
Sekadar kilas balik, pada pertemuan bulan Februari, Kepala Perpustakaan mengatakan anggaran pengadaan buku besarnya 40 juta. Namun begitu kami kembali pada awal bulan april, anggarannya tersisa 32 juta. Berarti telah berkurang 8 juta atau 20%. Ketika ditanyakan anggaran buku saya yang 4 judul dengan ketersediaan 300 eksemplar perjudul dan harga 25 ribu-30 ribu rupiah perjudul, saya dengan jujur harus mengatakan bahwa anggaran keseluruhan untuk buku saya besarnya 38 juta.
38 juta jelas akan mengambil 95% anggaran jika anggarannya masih tetap 40 juta, bahkan anggaran yang ada akan kurang 6 juta jika anggaran yang tersedia tinggal 32 juta alias berkurang 20%. Anggaran ini sangat kecil jika dikaitkan dengan anggaran lainnya yang bernilai milyaran. Tapi tetap saja ini anggaran namanya dan tentu saya tak akan bertindak serakah walau anggarannya kecil.
Sejak awal saya sudah katakan kesediaan saya untuk berunding. Untuk berunding, saya sudah bersabar setahun lebih lamanya. Saya juga tak pernah mempergunakan power elit yang telah memberikan jalan ini dalam menekan. Bagi saya, perundingan yang baik adalah dengan tidak mengikutkan pihak lain--terlebih dalam menekan.
Saya mengemukakan angka 38 juta karena itu yang ditanyakan. Tapi bukan berarti itu bahwa angka itu harus dipenuhi karena masih terbuka pintu untuk solusi. 300 eksemplar untuk judul yang harganya 30 ribu, harga totalnya 9 juta. Sedangkan 300 eksemplar untuk judul yang harganya 25 ribu, harga totalnya 7,5 juta.
Pengemukaan angka-angka diatas sebenarnya untuk membuka ruang diskusi lebih lanjut. Misalnya dengan mengakomodir 2 judul terlebih dahulu dan perjanjian untuk penganggaran 2 judul lainnya pada waktu berbeda. Ini baru solusi namanya dan merupakan bagian pekerjaan dari seorang penentu kebijakan.
Namun penentu kebijakan dengan gagahnya langsung berteriak: DIA SOMO AMBE SAMUA INI ANGGARAN...
Beruntung orang yang menerima telepon telah mengetahui siapa saya, dan tentu dia yang lebih mengetahui siapa Kepala Kantor Perpustakaan.
Kemampuan komunikasi dari Kepala Perpustakaan ini yang mengherankan sekaligus menyesalkan saya. Dalam kondisi normal, saya masih ingin berdebat. Tapi ini kondisinya sama sekali tidak normal. Dan daripada saya terbawa perasaan, saya lebih memilih menjabat tangan beliau dan berlalu.
Saya pikir wajarlah jika ada rasa kesal yang luar biasa. Sudah setahun saya mengusahakan, semua karena arahan petinggi yang kuasanya lebih tinggi dari Kepala Perpustakaan, tapi ternyata mentok di Kepala Perpustakaan. Padahal apa yang diinginkan oleh Kepala Perpustkaan sudah saya lakukan. Termasuk menyediakan pihak ketiga yang ternyata tidak bisa lagi karena sudah buku saya pun tinggal disisipkan. Kekesalan saya yang lain, ternyata arahan dari atasan tidak dipatuhi oleh Kepala Perpustakaan. Ketidakpatuhan Kepala Perpustakaan ini akan memunculkan penafsiran lain, jangan-jangan pihak atasan sebenarnya telah mengintruksikan kepada Kepala Perpustakaan untuk mengambil kebijakan seperti ini.
Memang bisa jadi ATASAN BAIK SEDANGKAN BAWAHAN KURANGBAIK. Tapi jika kebijakan atasan sudah setahun lebih tapi tetap tidak dilakukan oleh bawahan, bisa juga akan timbul pemikiran lain. Apalagi kebijakan dari atasan sebenarnya telah tepat dan tidak melanggar aturan.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB