Jumat, 15 Oktober 2010

Legah....


==Kotae’==

“Ternyata betul-betul cuma 147 CPNS yang mendapat NIP, trus gimana nasib 300 lebih CPNS yang sudah dinyatakan lulus?” gerutu Abo’.
“Ngana jangan cari masalah lagi. Beruntung yang 147 sobatrima NIP. Ngana musti syukuri ini, jangan lagi bakase koment yang bekeng panas suasana,” Bua’ menyambut dengan marah-marah.
“Kiapa ngana marah-marah bagitu? Kita kan cuma mempersoalkan nasibnya…”
“Husss,” Bua’ menginterupsi dengan menempelkan telunjuk dibibir. “Suasana sodame, jangan bapancing masalah lagi.”
Abo’ dan Bua’, seperti biasa langsung terlibat dalam perdebatan yang sengit. Saling tuduh, saling serang, saling membuka aib—mereka lakukan.
Mereka memang selalu seperti itu. api selalu di dalam rumah. Ketika ke luar rumah, keduanya akan kompak seperti pasutri yang selalu rukun dan damai.
Sedang sibuk berdebat, datanglah Ompu. Wajahnya tertunduk, sangat nampak gairah hidup sudah menghilang dari wajahnya.
“Kiapa ngana pe muka mo tekuk sama dengan putri malu bagitu?” tanya Abo’.
“Ini bukan putri malu, Abo’, tapi ini putra kesal,” jawab Ompu.
“Soapa lagi yang terjadi pa ngana kasiang Ompu? Ngana ndak mabo to?” Bua’ mengusap-usap kepala Ompu.
“Kita blum minum, Bua’, mar kalu bagini trus kita somo jadi pamabo brat.”
“E, jangan,” cebah Bua’. “Kiapa saying, co cirita kamari pa Bua’ deng Abo’.”
“Kita pe nama nyanda’ tamaso di 147itu…”
“Apa?Kiapa ley ngana pe nama ndak tamaso…”
Bua’ marah-marah. Kepala Ompu jadi sasarannya—dikucek-kucek, diudek-udek. Banyak sekali istilah baru yang dia ucapkan, yang jelas tak bisa dituliskan.
“Sabar, Bua’. Ndak usah marah-marah bagitu. Suasana so dame bagini, jangan mopancing kaributan lagi…”
“Ngana, ndak pernah memperhatikan anak…”
Abo’ menggelengkan kepala. Dia bingung menghadapi Bua’. Tapi dia berharap semoga suasana yang damai akan terus berlanjut sehingga pembangunan tak terhambat hanya karena ada konflik. Dan apa yang terjadi saat perekrutan CPNS lalu tak terjadi lagi.
(1/10/2010)

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB