Jumat, 02 Juli 2010

BERNARD GINUPIT

Bernard Ginupit

Guru yang Budayawan

Usianya sudah senja, 15 Agustus lalu dia genap 80 tahun, namun semangat dan ingatannya tak kendor ketika bicara tentang budaya Bolaang Mongondow. Dialah Bernard Ginupit yang dikenal disemua generasi sebagai budayawan Bolaang Mongondow yang telah melestarikan dan mengembangkan budaya Totabuan melalui lagu, tari dan buku-bukunya.

Pak Ginupit, demikian dia biasa disapa, mengenyam pendidikan mulai dari pendidikan Belanda sampai Jempang. Mulai dari Nederlandsch Zendeling Genootschap atau yang lebih dikenal dengan Sekolah Rakyat 3 Tahun di Kopandakan (1943-1937), Neutrale Particuliere School di Kotamobagu (1937-1941), Futsu Zyukyu Ko-Gakko di Kpandakan (1943-1944), Algemene Lagere School di Kotamobagu (1945-1943), Normaal School Kristen atau Sekolah Guru Normal di Tomohon (1946-1950), Staats Kweek School atau Sekolah Guru di Tomohon (1950-1952). Dia baru bisa menikmati pendidikan yang benar-benar Indonesia ketika dia ditugas belajarkan ke PGSLP Negeri Makasar pada tahun 1956-1957.

Sejak 1952 sampai 1975 Ginupit mengabdi sebagai guru, kemudian dia ditarik ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulut sampai pensiun di tahun 1984. Walau demikian, Ginupit banyak melakukan perjalanan ke segala pelosok nusantara mewakili Sulawesi Utara sebagai duta budaya.

Sambil mengabdi pada Negara, Ginupit mendalami dan mengembangkan budaya Totabuan. Dia menciptakan lagu, diantaranya “Moraoy”, “Tobatu’ Lipu’”, dan lainnya. Bukunya antara lain “Kamus Mongondow Indonesia”, “Sejarah Bolaang Mongondow”, dan lainnya.

Kepada tabloid ini Ginupit berpesan agar generasi muda menjaga dan melestarikan budaya Totabuan karena budaya merupakan identitas kita. “Lukadai in adat naton sin na’a in bagian badan naton, aka dia’don koadat kita yo berarti sabanarnya Totabuan na’a dia’ bidon onda (jagalah adat/budaya kita karena ini bagian dari badan kita, kalau kita sudah tidak beradat/berbudaya berarti sebenarnya Totabuan sudah tidak ada),” katanya.

Agar budaya senantiasa terjaga dan terlestarikan, Ginupit menyiapkan waktu untuk berbagi ilmu kepada generasi muda Bolaang Mongondow.***



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan Komentar...
Tapi maaf komentar Anda perlu dimoderasi, bukan untuk menghilangkan hak Anda berkomentar tapi untuk menghindari penggunaan "kalimat2 yang tidak perlu"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Daftar Isi Blog

Teman di FB